Hari ke 8 aku di Jogja, Agus, camiku, nyusul.
Kami pergi ke Kasongan untuk melihat langsung bengkel dan galeri di Kasongan yang membuat kerajinan tangan dari gerabah.
Sebetulnya kemajuan teknologi sangatlah membantu, semua ada di internet dan bisa pesan online. Bukan aku namanya kalau gak maksa mau liat langsung.
Dari Malioboro ke Kasongan ternyata cukukp mudah. Kami naik Bustransjogja sampai halte Beteng Barat.lalu kamu naik bus dalam kota jurusan Jogja-Bantul dengan ongkos IDR 3.000 saja. Turun di depan gapura merah Kasongan. Dari sana kami menyusuri jalan cuku jauh untuk sampai ke workshop Lakeisha souvenir yang sudah kulihat situsnya sebelumnya. Kami berjalan kaki entah berapa kilometer, dan aku khawatir kalau langsung beli semua souvenir keperluan kami, lantas bagaimana membawanya.
Sampai di workshop yang kami tuju, souvenir sederhana yang aku inginkan harganya IDR 1.200/pcs plus biaya pengepakan dan ongkir ke Jakarta IDR 100.000. Masih cukup murah pikir kami.
Berjalan mengarah ke luar dari kawasan Kasongan, kami mampir di beberapa toko. Harga yang ditawarkan sama saja seperti di kota Jogja tepatnya di Mirota. Aku membeli beberapa souvenir di sana.
Di jalan kami melihat kakek-kakek tua memikul 2 gerabah pot, susah payah sekali nampaknya. Tapi karena kami masuk di sebuah galeri lagi, aku pun menahan rasa iba dengan diliputi rasa bersalah. di Galeri ini kami tidak menemukan apa yang aku cari, yaitu kotak seserahan dari bahan tiker mendong berwarna hijau dengan kancing sebagai pengunci.
Kami melanjutkan perjalanan, toko dan galeri masih banyak yang tutup. Maklum saja belum juga ada jam 10. Dari kejauhan kami melihat kakek-kakek itu lagi bersama seorang bule dengan sebuah sepeda motor bebek. Tadinya kami pikir bule itu berbaik hati membeli gerabah si kakek dan memberinya uang yang lumyan lantas memfoto si kakek. Ketika kami sampai mendekatinya, si bule kabur. Aku pun bertanya apa yang dilakukan si bule itu. Ternyata oh ternyata ia hanya mau mengambil foto si kakek sambil memikul gerabah dan memberinya uang IDR 2.000. Yang benar saja. Akhirnya aku membeli gerabah si kakek seharga IDR 15.000 yang akhirnya aku sesali, karena tidak memberi lebih dan tidak membeli kedua gerabah tersebut. Aku bingung bagaimana nanti di kereta pasti kami akan kesulitan membawa 2 pot gerabah.
Kembali ke perjalanan kami mencari souvenir. Agus mengajakku memasuki galeri-galeri yang lain sebelum memutuskan membeli di Lakeisha. Beruntung aku menurutinya, karena semakin ke depan semakin murah saja harga yang ditawarkan. Akhirnya kami memutuskan akan memesan di toko paling depan saja kelak jika tanggal pernikahantelah ditetapkan. Gerabah tempat lilin dan asbak yang sama dihargai IDR 900/pcs. Dihitung-hitung dengan biaya pengepakan dan ongkos kirim 1 souvenir hanya IDR 1.100 saja.
Nama tokonya Tanjung Baru art Shop di Jl. Raya Kasongan Km 0,2 Yogyakarta 55181. Kalau kita ngecek harga di blog makan kita akan menemui harga yang sedikit lebih mahal. Nama blognya Souvenirinn.blogspot.com harga tempat lilin yang sama dihargai IDR 1.000/pcs.
Iseng bercerita kepada ibuku mengenai rencana pemilihan souvenir, seperti biasa beliau tidak setuju. Katanya cari yang bisa dipakai, kalau gerabah kan mudah pecah. Ibuku maunya souvenir pisau buah saja atau pembuka botol dan sejenisnya atau alat dapur seperti centong dkk. Huft.....
Asbak + Tempat lilinya dikasih nama |
Ini beberapa souvenirnya |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar