Sabtu, 21 Desember 2013

Cincin lamaran, akhirnya...

H-8 acara lamaran, Sabtu, 21 Desember 2013 aku dan Agus ke pasar dekat rumahku. Aku sudah pada tahap tidak lagi exited dengan renik-renik dari acara itu. Keliling mencari cincin yang pas, kali ini emas. Budget kami hanya IDR 1jt. Ternyata tidak mudah mencari model yang tepat dengan ukuran jariku. Akhirnya kami dapat sebuah cincin polos dengan berat 2 gr dan karat 23 (menurut pedagang emas, padahal kami tahu cincin itu hanyalah 21 karat alias 70%).
Kami agak ragu membelinya karena cincin tersebut sangatlah tipis dan kecil, aku berharap menemukan yang lebih dari 2 gr tapi tidak lebih dari 3 gr dan sesuai ukuran jariku. Itu bukanlah pekerjaan mudah. Hanya ada 2 cincin yang kami temukan, yang polos dengan ukuran 2gr dandenga 1 mata 2,8gr. Akhirnya kami ambil yang polos, karena cincin dengan 1 mata tersebut modelnya tidak sesuai dengan seleraku walau ukurannya betul-betul pas tidak terlalu kecil sehingga cukup pantas untuk mendapat acc dari ibuku.

Dengan perjanjian kami pun mengambil cincin polos tersebut,kalau ibuku tidak cocok maka akan kami tukar dengan yang lebih besar. Alhamdulillah sesampainya di rumah, ibuku megatakan “ya terserah kalian”. Agak tidak menyenangkan memang jawabannya, tapi yasudahlah.

Sabtu, 07 Desember 2013

Cincin Lamaran

Topik yang satu ini sempet bikin aku yang super sensi mewek alias nangis bombay lebay.

Pertama aku dan si Cami sepakat gak mau pake cincin lamaran. Menurut pengalaman teman-teman gak penting juga, kalangan modern dan melek agama apalagi.
Waktu kakak Cami lamaran, aku juga lihat cincinnya kecil aja, gak sampai 2 gram mungkin dan modelnya tipis kecil bukan kayak cincin tunangan.

Tanya teman dekat, ibu Nurjanah yang sekarang jadi Nyonya Badrurosid, jeng jeng katanya mau sederhana, eh dia dilamar pake cincin lebih dari 2 gr dan modelnya kayak cincin kawin. Tanya Ibu Uri, temen alias senior di kampus juga, cincin lamarannya itu yang dipake sebagai cincin kawin juga pas akad. Referensi lain, kakakku sendiri, cincin lamarannya keren perak bakar, tapi ada lapis emasnya juga kayaknya, oleh-oleh pas calon suaminya, yang sekarang jadi kakak iparku, jalan-jalan ke Bali. Damned waktu ke Bali aku gak nemuyang model begitu. Kayak cincin kawin tapi perak, pas harganya kan gak wow-wow amat, lumayan cuma buat lamaran aja sih.

Ngobrol sama si Cami, yaudah deh kalau terpaksa kita beli perak aja, buat pantes-pantes doank wkwkwk :p rrrrrr kira-kira sebulan sebelum lamaran, ngobrol sama ibuku, tanteku kakakku. Lha kok kolotnya keluar. Jeng jeng... intinya ya ada cincinnyalah buat lamaran, sepasang buat aku dan si cami. Whats malah disuruh beli 2. Kakakku bilang perak juga gak apa. Baiklah.

Abis gajian bulan Nopember si Cami dan aku hunting cincin perak yang aku mau. Intinya aku gak mau itu cincin sama kayak cincin untuk mas kawin/mahar. Untuk cincin kawin aku mau yang polos aja dengan berat 5 gr. Nah untuk lamaran ini pengennya kayak cincin berlian tapi perak dengan batu dari kaca ajalah hehe. yang cukup manis dsan cantik. Susah banget nyari yang cocok. Beberapa Mal didatengin, akhirnya si tante kasih saran ada toko perak di pasar deket rumah. Kita pun dapat ciincin yang aku mau di sana. cuma 2 gr lebih harganya gak sampe IDR 100.000.

Sampai di rumah, ditunjukin ke ibu. Gubraks...marah- marah dianggep cincin mainan, ampun dj. Katanya disuruh beli kayak cincin kawin kayak tanteku yang sebetulnya model begitu mau aku jadiin cincin kawin pas akad. T_T mewek nangis guling guling wkwkwk lebay. Gimana sih katanya boleh aja perak, lihat di mana-mana juga cincin lamaran kayak yang kau beli juga banyak yang pakai apalagi di luar negeri, well oke mereka pake berlian beneran :p

Browsing.... apa sih beda cincin lamaran dan cincin kawin dan juga mahar. Yang pasti dalam Islam cincin lamaran dan cincin kawin nggak ada. Yang ada Mahar, itu juga gak harus cincin, tapi berdasarkan hadist yang pasti sebisa mungkin logam karena logam memiliki nilai yang tetap, jadi tidak disarankan berupa uang.
Kebiasaan yang menganggap cincin lamaran adalah pengikat dengan artian, seseorang yang telah memakain cincin lamaran/tunangan tidak boleh lagi diusik orang lain itu nggak ada. Sebelum janur melengkung aja bisa dibawa kabur ya si penganten xixiixi sinetron banget.

Pemikiran bahwa cincin lamaran tujuannya seperti kebiasaan yang ibuku utarakan itu, akan menjadikan apa yang kami niatkan jadi tidak benar, karena mengikuti kebiasaan kaum yang masih jahiliyah atau kaum yang belum mengenal ajaran islam. Du du du... pegel nangisnya. Nyerah ya gak bisa ngejelasin ke ibuku atau tetangga-tetangga atau sodara-sodara yang ikutan nimbrung. Capek deh banget.

Sedikit banyak mengikuti saran si tante, beli aja dulu cincin emas model kayak cincin kawin sepasang, atau yang buat Cami perak aja karena cowok kan gak boleh pake emas. Abis itu jual aja kata si tante. :D ngakak guling-guling sekarang. Ide bagus.

Masih 3 minggu itu cincin belum dibeli, jadi males soalnya. Ntar-ntaran aja deh, tokh sekarang gak nyari model lagi. Ikutin mau ibuku aja :p. Tapi kira-kira nanti pada nanya gak ya pas akad, kemana itu cincin lamaran. Wkwkwk tar kita jawab tuhbuat tuker tambah cincin kawin :p


Senin, 02 Desember 2013

Ngaku-ngaku Eat Pray Love 9 hari di Jogja, Souvenir Kasongan

Sebuah kesalahan, kegilaan dan entah apalagi namanya membuatku berdiam 9 hari di kota Jogja.Cerita selengkapnya ada di tulisan yang lain ya.

Hari ke 8 aku di Jogja, Agus, camiku, nyusul.
Kami pergi ke Kasongan untuk melihat langsung bengkel dan galeri di Kasongan yang membuat kerajinan tangan dari gerabah.
Sebetulnya kemajuan teknologi sangatlah membantu, semua ada di internet dan bisa pesan online. Bukan aku namanya kalau gak maksa mau liat langsung.

Dari Malioboro ke Kasongan ternyata cukukp mudah. Kami naik Bustransjogja sampai halte Beteng Barat.lalu kamu naik bus dalam kota jurusan Jogja-Bantul dengan ongkos IDR 3.000 saja. Turun di depan gapura merah Kasongan. Dari sana kami menyusuri jalan cuku jauh untuk sampai ke workshop Lakeisha souvenir yang sudah kulihat situsnya sebelumnya. Kami berjalan kaki entah berapa kilometer, dan aku khawatir kalau langsung beli semua souvenir keperluan kami, lantas bagaimana membawanya.

Sampai di workshop yang kami tuju, souvenir sederhana yang aku inginkan harganya IDR 1.200/pcs plus biaya pengepakan dan ongkir ke Jakarta IDR 100.000. Masih cukup murah pikir kami.

Berjalan mengarah ke luar dari kawasan Kasongan, kami mampir di beberapa toko. Harga yang ditawarkan sama saja seperti di kota Jogja tepatnya di Mirota. Aku membeli beberapa souvenir di sana.

Di jalan kami melihat kakek-kakek tua memikul 2 gerabah pot, susah payah sekali nampaknya. Tapi karena kami masuk di sebuah galeri lagi, aku pun menahan rasa iba dengan diliputi rasa bersalah. di Galeri ini kami tidak menemukan apa yang aku cari, yaitu kotak seserahan dari bahan tiker mendong berwarna hijau dengan kancing sebagai pengunci.

Kami melanjutkan perjalanan, toko dan galeri masih banyak yang tutup. Maklum saja belum juga ada jam 10. Dari kejauhan kami melihat kakek-kakek itu lagi bersama seorang bule dengan sebuah sepeda motor bebek. Tadinya kami pikir bule itu berbaik hati membeli gerabah si kakek dan memberinya uang yang lumyan lantas memfoto si kakek. Ketika kami sampai mendekatinya, si bule kabur. Aku pun bertanya apa yang dilakukan si bule itu. Ternyata oh ternyata ia hanya mau mengambil foto si kakek sambil memikul gerabah dan memberinya uang IDR 2.000. Yang benar saja. Akhirnya aku membeli gerabah si kakek seharga IDR 15.000 yang akhirnya aku sesali, karena tidak memberi lebih dan tidak membeli kedua gerabah tersebut. Aku bingung bagaimana nanti di kereta pasti kami akan kesulitan membawa 2 pot gerabah.

Kembali ke perjalanan kami mencari souvenir. Agus mengajakku memasuki galeri-galeri yang lain sebelum memutuskan membeli di Lakeisha. Beruntung aku menurutinya, karena semakin ke depan semakin murah saja harga yang ditawarkan. Akhirnya kami memutuskan akan memesan di toko paling depan saja kelak jika tanggal pernikahantelah ditetapkan. Gerabah tempat lilin dan asbak yang sama dihargai IDR 900/pcs. Dihitung-hitung dengan biaya pengepakan dan ongkos kirim 1 souvenir hanya IDR 1.100 saja.

Nama tokonya Tanjung Baru art Shop di Jl. Raya Kasongan Km 0,2 Yogyakarta 55181. Kalau kita ngecek harga di blog makan kita akan menemui harga yang sedikit lebih mahal. Nama blognya Souvenirinn.blogspot.com harga tempat lilin yang sama dihargai IDR 1.000/pcs.

Iseng bercerita kepada ibuku mengenai rencana pemilihan souvenir, seperti biasa beliau tidak setuju. Katanya cari yang bisa dipakai, kalau gerabah kan mudah pecah. Ibuku maunya souvenir pisau buah saja atau pembuka botol dan sejenisnya atau alat dapur seperti centong dkk. Huft.....

Asbak + Tempat lilinya dikasih nama
Ini beberapa souvenirnya



Wedding List

Kepikiran untuk ngeblog semua tentang perjuangan rencana jadi penganten.
pas mau buat blog eh gak taunya masih punya blog ini,yang isinya cuma 1 postingan aja.
Rencana rencana dan rencana, fiuuuuh gak semua bisa berjalan mulus.

Persiapan untuk menikah dan resepsi atau pesta itu banyak, jauh-jauh hari sudah aku list.Dulu sih waktu mengambil keputusan untuk ngejadiin temen maenku jadi pacar udah diwanti-wanti itu anak (hehehe karena berasa lebih tua jadi nyebutnya anak) supaya gak lama-lama pacaran, jadi tujuannya emang untuk nikah. Itu dulu waktu umurku menjelang 27 tahun. Eh waktu cepet banget ya, tau-tau sekarang udah 28 lewat 7 bulan aja :D :nyengir

Listnya waktu itu sederhana banget:
1. Surat-surat izin yang berhubungan dengan pernikahan plus penghulu
2. Rias dan tenda
3. Catering
4. Undangan dan Souvenir
5. Baju akad
6. Seserahan

Untuk seserahan ada turunan daftarnya lagi:
1. Kotak
2. Mukena + buku-buku dan Al Qur'an
3. Make up dkk
4. Kain/Kebaya/Baju pesta
5. Tas/dompet
6. Sepatu/sendal 3 pasang
7. Handuk dan perangkat mandi
8. Pakaian kerja
9. Perhiasan dan kotaknya untuk mahar
10. Sprei dkk

List ini semua berhubungan erat dengan keuangan yang harus kita persiapkan. "Kita" yup aku gak mungkin membebankan semua ke pasanganku alias "Cami" atau calon suami alias pacar yang belum halal itu.

Udah tau belum halal tapi nekat aja diterusin pacaran huhuuhu T_T

Ceritanya tanggal lamaran dah ditetapkan, maunya tanggal 29 Desember 2013.
Penundaan dan penundaan di antaranya, karena kakak cami ku belum menikah. Akhirnya dia pun menikah bulan Oktober lalu. Karena hubunganku yang agak-agak complicated dengan tuh orang, entah bagaimana pemikirannya diriku dan ibuku gak diundang, hehehe. Ya gak apa deh, jadi bisa dateng ke pernikahan teman di Bogor. (ieuh jadi curcol dan gosip deh)

Sebagian dari list itu udah kami siapin seiring berjalannya waktu selama kita pacaran. Tapi masih banyak belumnya sih wkwkwk

Sekarang ini kami lagi konsentrasi untuk acara lamaran, yang wow okeh ribet banget kalau nurutin kemauan dan kebiasaan pada umumnya. Tapi akhirnya dari pada stress dan sedih malah jadi calon penganten jelek karena nangis mulu. Jadi kuputuskan untuk yaudahlah turutin aja.